Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

imam syafi'i #1

Gambar
orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman tinggalkan negrimu dan merantaulah ke negri orang merantaulah, kau pasti akan mendapatkan pengganti dari kerabat dan kawan berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah berjuang. aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa  jika di dalam hutan imam syafi'i (dalam negeri 5 menara, a. fuadi)

paling pasti

pernah seseorang bertanya, " bagaimana kau tahu siapa orang yang benar-benar kau suka? ralat, kau cinta?" seorang yang ditanya mulai berpikir dan tak lama ia kembali bertanya, "diantara mereka, siapakah yang paling kamu rasakan kehilangan saat ia tak ada?" si penanya pun terhenyak, terdiam dan berpikir. siapa ya ? kemudian dia merangkai pertanyaan demi pertanyaan untuk hatinya sendiri. "siapakah yang paling aku inginkan untuk hadir saat aqu gelisah ? siapakah yang paling ingin aku hubungi saat aku terkena musibah? siapakah yang wajahnya paling ingin ku lihat saat tiba-tiba terasa jengah? siapakah yang paling ingin ku andalkan?" meskipun dia belum bisa mengartikan kata cinta dalam bahasa yang mampu ia pahami, namun dia sudah menemukan jawaban dari pertanyaan awalnya. *** cinta itu (bisa jadi) adalah "yang sangat kau inginkan" orang yang paling kau rindukan hadirnya dalam bentuk elemen dan partikel apapun. orang yang memaksa matamu

manusia, masa dan peta

setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya ya, setiap manusia mencari jalan hidupnya lalu menemukan masanya. dalam pencarian ini setiap kita memiliki cara dan durasi yang berbeda.tentu saja. lalu siapa yang menentukan? kenapa seorang lain cepat dan mudah sedang satu lainnya terseok dan berjamur menanti masa? saya merasa bahwa garis kehidupan manusia adalah sebuah kebijakan yang dibuat oleh dirinya sendiri. bila kita membayangkan sebuah peta dengan begitu banyak simpang, itulah yang tergambar dalam benak saya sebagai representasi dari takdir . karena takdir adalah tebuah perjalanan, sebuah tujuan dari perjalanan. dan bagaimana kita beranjak dari satu takdir ke takdir berikutnya adalah nasib. mungkin anda berpikir saya terlalu ekstrim dan nekat dengan definisi diatas, tapi itupun merupakan bincang-bincang saya dengan seorang teman yang kuliah di tafsir hadits. saat itu kami sedang berbincang tentang karir, jodoh dan rezeki yang menurut masyarakat adalah takdir