Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

suatu sore dalam hening

Bukankah dia telah benar memilih untuk pergi ? Katamu Suatu hari dari dalam hati Ku amati diam-diam Suara parau dengan kegetiran itu Bukankah dia telah benar pergi untuk pilihannya ? Terdengar lagi katamu Dari balik tirai kelambu yang menjuntai di lensa mata itu. Masih aku mengamati Dengan sedikit menyeret kursi goyang tua ini. Menyeruput sedikit teh nasgitel buatan simbok. Kata-katamu terus kau ulang Semakin parau Semakin tergugu Suatu sore dalam hening.

hujan, telaga dan buku tak bernama

Sore yang syahdu Hujan semenjak matahari meninggi tadi telah ramai membasahi tanah Di sebalik jendela aku membuka-buka halaman demi halaman buku tak bernama Mencari catatan apa yang kiranya dapat ku tuliskan ulang untuk menemani hujanku yang sepi. Tiap lembarannya, Tak bercelah, Semua catatan itu tentang kita. Tentang langit, banyu, hujan, cahaya, rembulan dan secangkir coklat panas. Tak berjeda. Langit, Banyu, Telaga ini mungkin berubah... Mungkin telaga itu tak serupa dengan apa yang selama ini aku ceritakan. Tentang telaga yang tenang, dalam dan diam. Mungkin dulu aku berpikir dia berair kebiruan, Atau dia menyimpan beberapa kano tua yang berharga di ujung dermaga kayunya dan memuat buku-buku sejarah dunia untuk dibaca saat hari cerah. Mungkin, Dan mungkin bayangan itu akan berbeda. Telaga kita, Mungkin akan berair bening, yang warnanya selalu berganti memantulkan cahaya matahari. Tenang dan mengapungkan rakit-rakit sederhana yang kuat, Membiarkan bebera

bunga tidurku, Banyu

Gambar
Banyu, Sepagi aku bertemu denganmu Rasanya sangat menyenangkan Terasa amat bahagia Semacam impian menjadi nyata Pertemuan dengan sisipan rindu Pertemuan yang amat dinantikan Banyu, Rindu ini nyata sekali dia dadaku. Mengendap-endap di dalam lelap Menjelma cerita bunga tidur yang terasa sama nyata Ada rasa yang sangat ingin ku kembalikan pada letaknya semula Yang dulu ku genggam erat Ada kesan yang ingin terulang, seperti dulu hingga syahdu Banyu, Hari ini aku menulis lagi untukmu Sekian jeda membentang jauh Sekian peristiwa kian banyak mengubah Namun lintasanmu, Pada itu aku selalu kembali menuju.