Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Semilir

Angin sejuk menerpa menyelinap dari celah jendela Langit yang biru muda membentang luas hingga di balik bukit Burung-burung kecil terbang dan berkicauan menyambut para petani mengolah sawah. Sebentar lagi, padi akan bersemi, Bukit bukit yang tertutup pinus yang lebat, Rumput bergoyang perlahan. Rasa damai apakah ini, Tuhankah yang mengirimkan cuaca seindah ini hari ini ? Tahukah Ia bahwa hati gulana semenjak malam Ingin menghiburkukah Ia hadirkan begitu takjub cuaca. Bukankah semalah hujan deras ? Dan kemarin pagi kabut tebal, awan mendung dan gerimis mewarnai. Seperti 2 musim yang berbeda. Tuhan, Nampaknya benar, Kau Tahu isi hatiku. Kenapa ada kesedihan dan kegelisahan yang tiba-tiba datang. Apakah karena kuterlewat lelap semalam ? Apakah karena tak jadi kujumpai Kau lebih awal ? Apakah karena dada ini terasa berlubang dalam dan besar saat kulewatkan 1 pertemuan ? Jika ya, Maka bersyukurlah hamba. Atas rasa kehilangan dan kegelisahan yang Kau berikan, atas

hilang

rasa yang dalam mengambang dan mendengung di kepala kau tahu kah rasa kehilangan itu ? ketika dadamu terasa kosong namun sesak. ruang hampa yang menyesakkan ketika hatimu terasa berlubang sekuat kuat kau menutup, tapi tak jua rasa itu hilang ketika arah hidupmu terasa buram, buyar dan mengawang-awang kau sipitkan mata berkali-kali tak juga jelas pandangan rasa kehilangan selalu menyisakan syahdu bukan, banyu ? kau kisahkan padaku dulu saat kau kehilangan guru terbaikmu. yang selalu kau ikuti kemanapun Ia pergi. yang selalu kau cermati setiap kata yang keluar dari mulutnya yang selalu kau renungkan setiap perilakunya. banyu, kehilangan guru kehidupan memang berat. seberat itu aku menyaksikanmu tertunduk layu disudut dekat pagar, bahan mendekatinya pun kau tak mampu. tak ingin percaya bahwa ia benar-benar pergi selamanya. banyu, tak sejiwapun di dunia ini akan selamanya. sekalipun Ia ta pergi, maka kau yang akan meninggalkannya terlebih dahulu. semua hanyal