Semilir

Angin sejuk menerpa menyelinap dari celah jendela
Langit yang biru muda membentang luas hingga di balik bukit
Burung-burung kecil terbang dan berkicauan menyambut para petani mengolah sawah.
Sebentar lagi, padi akan bersemi,

Bukit bukit yang tertutup pinus yang lebat,
Rumput bergoyang perlahan.

Rasa damai apakah ini,
Tuhankah yang mengirimkan cuaca seindah ini hari ini ?
Tahukah Ia bahwa hati gulana semenjak malam
Ingin menghiburkukah Ia hadirkan begitu takjub cuaca.

Bukankah semalah hujan deras ? Dan kemarin pagi kabut tebal, awan mendung dan gerimis mewarnai.

Seperti 2 musim yang berbeda.

Tuhan,
Nampaknya benar, Kau Tahu isi hatiku.
Kenapa ada kesedihan dan kegelisahan yang tiba-tiba datang.

Apakah karena kuterlewat lelap semalam ?
Apakah karena tak jadi kujumpai Kau lebih awal ?
Apakah karena dada ini terasa berlubang dalam dan besar saat kulewatkan 1 pertemuan ?

Jika ya,
Maka bersyukurlah hamba.
Atas rasa kehilangan dan kegelisahan yang Kau berikan, atas kesia-siaan waktuku.
Atas pertanyaanku terhadap hari setelah hari ini. Kemudian hari setelah hari itu.

Hendaknya memang aku berterimakasih padaMu
Tak lagi hati ini seperti batu.
Tak rasa apa-apa ketika Kau jauh atau dekat.

Tuhan,
Sungguh langit, udara dan cahaya matahari hari ini adalah keajaiban.

Aku ingin menghirup udara dalam-dalam.
Ingin memandang langit berlama-lama
Ingin mendengar desir-desir halus dan kicau burung-burung.
Ingin melayang-layang,
Ingin melompat-lompat.

Tapi aku juga ingin bersimpuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

aku dan pujianmu malam ini..

berkali-bertepat

sederhana yang hebat