Sofia
sabtu pagi yang kuawali dengan mereguk nikmat telaga cahaya.
sabtu ini indah sekali,
ketika hari cerah, angin semilir sejuk dan awan-awan putih silih berganti memayungi memberi teduh.
aku menghabiskan seperempat hariku bersamanya,
seorang gadis kecil berusia 9 tahun yang sangat cantik..
dia dipanggil Sofia.
ketika aku datang, sambut meriahnya telah merebak diujung pintu.
wajahnya yang sumringah, matanya terbuka lebar dengan tawa yang renyah.
rambut sebahunya bergerak-gerak bertiupkan angin.
berlari menujuku yang juga semakin rindu.
cantik sekali dirimu, sayang...
"mbaakk sini, aku punya hadiah!" begitu katanya ceria merangkul kuat pinggangku seraya menarik memasuki teras.
tak lama kau keluar dengan membawa sebuah gelang yang bertuliskan namaku.
gelang khas anak-anak yang dirangkai perhuruf dijual oleh pedagang kaki lima malioboro.
aku tertawa geli sekaligus tersentuh,
ribuan terimakasih kuucapkan dalam hati.
hari sabtu ini aku menemaninya bermain melihat si paimo.
aku tak tahu siapa itu paimo,
dia dan adik-adiknya sepakat merahasiakan siapa gerangan paimo hingga aku melihatnya sendiri.
perjalanan yang tak memakan banyak waktu dan akhirnya aku menyaksikan siapa paimo.
sebuah bangunan sederhana menjadi rumahnya,
tidak ada seorangpun yang menungguinya.
paimo dan temannya tinggal dalam ruangan 3 x 6 meter dengan ketinggian 3 meter juga.
kita melihatnya dari atas,
2 ekor ikan arapaima raksasa dari sungai amazon dengan panjang 2 meter lebih!
sirip dibagian perutnya berwarna kemerahan, cantik terpantul cahaya.
aku terkagum-kagum, di dalam sebuah kampung, dengan akuarium raksasa yang sederhana, tanpa petugas penjaga tiket masuk dengan tarif tertentu,
terdapat sebuah tempat yang begitu ampuh membahagiakan bagi mereka.
kemudian dengan tidak sabar, mereka berebut menceritakan kisah hidup si paimo.
tak terdengar jelas apa yang mereka bicarakan,
dan aku tertawa lagi.
gadis kecil bernama Sofia itu
bersamanya kadang membuatku menjadi berbagai macam peran yang bergantian.
menemaninya duduk berayunan di taman bermain,
mendengarkan ceritanya tentang apa saja yang ingin dia ceritakan.
membuatku merasa kita adalah sahabat dekat,
seperti dua gadis remaja yang seusia.
atau saat dia merengek minta diajari mengerjakan PR,
serasa seperti kakak beradik.
bahkan suatu hari aku membuatnya menangis pilu dan marah
hati gadis kecil itu terusik saat kugoda tentang seseorang,
guru bahasa jawa yang sangat dia sayangi,
aku benar minta maaf, dia marah padaku lebih dari satu minggu.
sedikit kupahami apa yang terjadi padanya,
ketika air matanya mengalir karena ku sebut sebuah nama,
maafkan aku cantik,
mungkin dia pun ragu dan belum sempurna mengerti kenapa dia harus merasa sedih saat guru bahasa jawa itu sedang pulang kampung,
mungkin juga dia belum mengenali jenis perasaan itu.
dan aku merasa bersalah,
mengusik hatimu yang sedang dalam perjalanan menuju fitrahnya.
akhir pekan yang membahagiakan,
memberiku pelajaran tentang sederhananya kebahagiaan hidup sebagai perempuan,
wanita.
adakah yang lebih membahagiakan dari ini ?
:)
....
dear Langit,
bersama Sofia selalu membuatku ingat padamu.
Langitku,
gadis kecil yang akan beranjak dewasa seperti permata,
yang ber-asa tinggi,
bermata teduh, seteduh birumu
sebahagia angkasa saat berjumpa dengan perhiasannya.
kelak, sayang
aku berjanji akan menjadi sahabat terbaikmu
masih ada waktu untukku memperbaiki budi
sebelum aku akan menghadiahkan setiap detik dalam hidupku
untuk menjagamu,
menjaga Langitku
:)
ps. juga untuk Banyuku
sabtu ini indah sekali,
ketika hari cerah, angin semilir sejuk dan awan-awan putih silih berganti memayungi memberi teduh.
aku menghabiskan seperempat hariku bersamanya,
seorang gadis kecil berusia 9 tahun yang sangat cantik..
dia dipanggil Sofia.
ketika aku datang, sambut meriahnya telah merebak diujung pintu.
wajahnya yang sumringah, matanya terbuka lebar dengan tawa yang renyah.
rambut sebahunya bergerak-gerak bertiupkan angin.
berlari menujuku yang juga semakin rindu.
cantik sekali dirimu, sayang...
"mbaakk sini, aku punya hadiah!" begitu katanya ceria merangkul kuat pinggangku seraya menarik memasuki teras.
tak lama kau keluar dengan membawa sebuah gelang yang bertuliskan namaku.
gelang khas anak-anak yang dirangkai perhuruf dijual oleh pedagang kaki lima malioboro.
aku tertawa geli sekaligus tersentuh,
ribuan terimakasih kuucapkan dalam hati.
hari sabtu ini aku menemaninya bermain melihat si paimo.
aku tak tahu siapa itu paimo,
dia dan adik-adiknya sepakat merahasiakan siapa gerangan paimo hingga aku melihatnya sendiri.
perjalanan yang tak memakan banyak waktu dan akhirnya aku menyaksikan siapa paimo.
sebuah bangunan sederhana menjadi rumahnya,
tidak ada seorangpun yang menungguinya.
paimo dan temannya tinggal dalam ruangan 3 x 6 meter dengan ketinggian 3 meter juga.
kita melihatnya dari atas,
2 ekor ikan arapaima raksasa dari sungai amazon dengan panjang 2 meter lebih!
sirip dibagian perutnya berwarna kemerahan, cantik terpantul cahaya.
aku terkagum-kagum, di dalam sebuah kampung, dengan akuarium raksasa yang sederhana, tanpa petugas penjaga tiket masuk dengan tarif tertentu,
terdapat sebuah tempat yang begitu ampuh membahagiakan bagi mereka.
kemudian dengan tidak sabar, mereka berebut menceritakan kisah hidup si paimo.
tak terdengar jelas apa yang mereka bicarakan,
dan aku tertawa lagi.
gadis kecil bernama Sofia itu
bersamanya kadang membuatku menjadi berbagai macam peran yang bergantian.
menemaninya duduk berayunan di taman bermain,
mendengarkan ceritanya tentang apa saja yang ingin dia ceritakan.
membuatku merasa kita adalah sahabat dekat,
seperti dua gadis remaja yang seusia.
atau saat dia merengek minta diajari mengerjakan PR,
serasa seperti kakak beradik.
bahkan suatu hari aku membuatnya menangis pilu dan marah
hati gadis kecil itu terusik saat kugoda tentang seseorang,
guru bahasa jawa yang sangat dia sayangi,
aku benar minta maaf, dia marah padaku lebih dari satu minggu.
sedikit kupahami apa yang terjadi padanya,
ketika air matanya mengalir karena ku sebut sebuah nama,
maafkan aku cantik,
mungkin dia pun ragu dan belum sempurna mengerti kenapa dia harus merasa sedih saat guru bahasa jawa itu sedang pulang kampung,
mungkin juga dia belum mengenali jenis perasaan itu.
dan aku merasa bersalah,
mengusik hatimu yang sedang dalam perjalanan menuju fitrahnya.
akhir pekan yang membahagiakan,
memberiku pelajaran tentang sederhananya kebahagiaan hidup sebagai perempuan,
wanita.
adakah yang lebih membahagiakan dari ini ?
:)
....
dear Langit,
bersama Sofia selalu membuatku ingat padamu.
Langitku,
gadis kecil yang akan beranjak dewasa seperti permata,
yang ber-asa tinggi,
bermata teduh, seteduh birumu
sebahagia angkasa saat berjumpa dengan perhiasannya.
kelak, sayang
aku berjanji akan menjadi sahabat terbaikmu
masih ada waktu untukku memperbaiki budi
sebelum aku akan menghadiahkan setiap detik dalam hidupku
untuk menjagamu,
menjaga Langitku
:)
ps. juga untuk Banyuku
Komentar
Posting Komentar