Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

Banyu.Jeda.Langit

Gambar
selamat pagi Langit langit pagi ini cerah ya ? apakah secerah hatimu ? aku tak tahu, hanya berharap begitu adanya. ya, sudah lama kita tak bersua, bahkan tak juga bersapa. sejak obrolan kita hari itu kita tak lagi saling menghubungi. Langit, kata-katamu ada benarnya juga. lagi lagi tentang empat huruf K.I.T.A meski kau selalu mengawalinya dengan berkisah tentang buku yang baru kau baca. atau pelajaran yang baru kau dapat. atau juga kegelisahanmu setelah membaca koran. dan aku selalu merindukan momen kita saling bicara. karena mungkin bagiku, itulah inti dari apa yang kita bangun. dan itu juga yang mempertahankan kita . bicara. ... kau berkata bahwa manusia itu makhluk dinamis, berbeda dengan makhluk Tuhan yang lain yaitu malaikat dan setan kau  bilang, kau membacanya dari buku gurumu yang kau datangi setiap sebulan sekali. setan adalah makhluk statis, dimanapun dia berada bahkan di dalam rumah ibadah sekalipun dia akan menggoda manusia. begitupun dengan malaik

Rasa yang Menjagamu

Gambar
Aku tak bisa melupakan hari itu. Hari ketika pertama kalinya kau mencairkan kristal hatimu. "aku mulai meragukan tentang kita" katamu seketika.  Dan membuatku langsung menutup buku kuno yang sedang kubaca. Ruang diskusi perpustakaan yang senyap ini seakan riuh dengan keresahanmu, kita. "ada apa ?" tanyaku sedikit terkejut "aku ragu..." katamu lagi dengan suara mulai melemah. Kau menundukkan kepala, menyembunyikan mata yang mungkin kau takut terbaca. "kau meragukanku ?" tanyaku lagi ... lama jawabmu, Kau sungguh membuatku cemas... "bukan...tapi...aku meragukan diriku sendiri..." kali ini sungguh aku melihat air mata itu mengalir. "aku meragukan diriku..." katamu mengulangi. Jujur saja, baru kali ini kau menangis, dan aku sedikit kaku juga bingung harus berkata apa.. Dan tangisanmu belum berhenti. Sembari mengusap airmata kau berjalan menuju jendela,  membuka daun pintu yang mengalirkan angin,  mengibarkan

menjaga langit

Gambar
Senja itu mulai menggelap dan hujan baru saja reda, menyisakan tetesan air dari genting yang basah. Sore itu kau nampak sendu, berwajah duka durjana seperti tak punya darah. Pucat. Aku mendekatimu, duduk di sebelahmu. Kau dan aku, hanya tetap terdiam menatap halaman parkir yang mulai kosong. Lembayung memang membawa romantisme tersendiri bagi komplek gedung ini. ... " Banyu..." katamu memecah kebisuan " Ya..." hanya begitu jawabku, masih lurus memandang ke depan. ah.. mungkin memang tatapan mata tak pernah benar-benar kita butuhkan (saat ini). Aku tahu isi hatimu, aku dapat merasakan getaran kegelisahanmu. Lama... Kutunggu tak juga kau melanjutkan apa yang ingin kau katakan. Samar, ku dengar tarikan nafasmu yang panjang dan berat. ada apa gerangan ? Tapi aku mengerti, Kau selalu begitu Langit, Setiap kali kesedihan melandamu, kau selalu bertapa dalam diam, menangispun tidak. Terkadang aku tergoda untuk bertanya, ada apa sebenarnya. Namun aku ta