masalah pelayanan kesehatan dan urgensi dokter keluarga
selamat membaca
kali ini saya posting tentang liku-liku nasib kedokteran keluarga yang hingga saat ini antara health provider dengan goverment ataupun dengan sejawat yang berbeda spesialisasi pun belum jua menemukan titik terang. permasalahan kesehatan di Indonesia bukan barang rahasia lagi merupakan pekerjaan rumah yang tak kunjung usai dari kabinet ke kabinet. setiap pergantian kabinet akan selalu ada perubahan kebijakan, mungkin ini menjadi salah satu hal yang memperlambat resolusi masalah kesehatan, terlebih jika itu menyangkut kebijakan untuk health provider sendiri.
kedokteran keluarga adalah istilah untuk sebuah ilmu tentang bagaimana tenaga kesehatan,rutama dokter dapat melayani pasien secara menyeluruh dan berkesinambungan yang menitik beratkan pada keterlibatan keluarga dalam proses kesembuhan pasien. Dan apakah itu dokter keluarga? menurut WONCA, sebuah perkumpulan dokter keluarga dunia, dokter keluarga adalah dokter dengan ilmu spesialisasi kedokteran keluarga yang bertindak sebagai primary health provider yang berupaya memberi pelayanan kesehatan secara holistic dan comprehensive.
dalam kuliahnya, dosen saya dr. Denny Anggoro mengatakan bahwa istilah dokter keluarga sejauh ini masih simpang siur dan memiliki berbagai perspektif baik secara harfiah atau maknawi. yang pertama adalah anggapan masyarakat bahwa dokter keluarga adalah dokter khusus keluarga yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan ekonomi menengah ke atas. kedua adalah anggapan para sejawat alias dokter, bahwa dokter keluarga adalah dokter dengan ilmu pengetahuan kedokteran keluarga sedangkan anggapan dari sistem kesehatan yang ada di negara ini mengatakan bahwa konsep dokter keluarga adalah sebuah konsep mustahil yang hanya dapat diimplementasikan jika sudah terdapat sistem health insurance.yang perlu digaris bawahi adalah anggapan dari sistem kesehatan negara yang cenderung tidak mendukung dan terkesan jauh dari upaya solutif.
pada kenyataannya, sistem pelayanan kesehatan sendiri masih memiliki permasalahan mendasar yang berputar-putar seperti lingkaran setan. saya mencatat terdapat 5 masalah pelayanan kesehatan di Indonesia:
- unstructured, maksudnya adalah sistem pelayanan yang ada saat ini (atau mungkin memang tidak ada sistemnya) tidak terstruktur. kita mengetahui bersama jika dalam pelayanan kesehatan terdapat jenjang atau hierarki, yaitu tingkat pelayanan primer, sekunder dan tersier. primer disini dipahami sebagai dokter umum atau dokter keluarga, sekunder adalah rujukan ke tingkat yang lebih tinggi yaitu dpkter spesialis. pada prakteknya banyak masyarakat yang datang langsung ke dokter spesialis tanpa rujukan dari dokter lini pertama. tentu kesimpang siuran ini menyebabkan berbagai masalah bagi tenaga kesehatan sendiri ataupun bagi pasien. sekaligus menunjukkan terdapat ketidak percayaan sebagian masyarakat terhadap tindakan medis dokter umum atau dokter keluarga.
- fragmented, maksudnya adalah terkotak-kotak. health care provider tidak melihat keluhan pasien secara menyeluruh, tapi terlokalisir pada apa yang dikeluhkan dan diketahui pasien saja. hal ini mengingkari prinsip holistic care yaitu menengani pasien secara menyeluruh sebagai manusia bio-psiko-sosial-spiritual. disini juga harus dapat dibedakan keluhan pasien antara disease dan illness. contohnya seorang pasien datang dengan keluhan sakit perut bagian atas dengan mual, maka dokter ini langsung mendiagnosis gastritis tanpa melakukan investigasi lebih lanjut tentang penyebab sakitnya ini. bisa jadi pasien ini sedang memiliki maslaah besar dalam hidupnya kemudian stress dan mengalami peningkatan asam lambung akibat stress. apakah illness yang erarti keluhan rasa sakit akan selesai dengan antasida saja. fragmentasi inilah yang menyebabkan kualitas kesembuhan pasien menurun dan tidak komplit.
- dehumanized, seperti yang telah tertulis sebelumnya, bahwa manusia adalah makhluk sempurna yang memiliki kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual. tanpa mengingat prinsip ini, sering kali tenanga kesehatan melayani seadanya pada keluhan biologis tanpa mempertimbangkan keluhan lain dan dampak pengobatan bagi kehidupannya.
- liberal, yaitu menjadikan pelayanan kesehatan sebagai market system yang tentu saja memiliki tujuan akhir pada nilai profit atau keuntungan pennyelenggara kesehatan. marketisasi pelayanan kesehatan ini rentan terjadi pada negara yang belum memiliki sistem asuransi kesehatan bagi tiap penduduknya seperti di Indonesia bahkan tidak semua negara maju memiliki sistem asuransi kesehatan. negara yang terkenal dengan sistem asuransi kesehatan adalah Cuba, Venezuela, Inggris dan Perancis.dan asuransi swasta saat ini berjamur di Indonesia dan akan terus berkembang selama Indonesia belum memiliki sistem asuransi kesehatan untuk setiap individu penduduk.
- expensive, biaya pelayanan kesehatan yang mahal bukan rahasia lagi. tentunya ini berhubungan erat dengan sistem asuransi kesehatan dan sistem pendidikan kesehatan. karena bisa dikatakan taka ada asap jika tak ada api.
peran dan prinsip-prinsip dalamkedokteran keluarga sebenarnya dapat menjadi alternatif solusi permasalahan kesehatan di masyarakat. karena kedokteran keluarga mengedepankan upaya promotif preventif dari pada kuratif yang saat ini lebih banyak diutamakan oleh tenaga kesehatan. akan tetapi, kedokteran dan dokter keluarga masih menjadi polemik. di negara maju, konsep dokter keluarga sudah berjalan dengan baik plus dengan asuransi kesehatannya. di negara ini sendiri dokter keluarga (family doctor) masih tumpang tindih dengan dokter umum atau general practitione. jalan tengah yang upaya penerapan dokter keluarga ini dengan melakukan konversi dokter umum menjadi dokter keluarga yang mekanismenya diatur oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia.
Komentar
Posting Komentar