rasa itu ada juga padaq
Aqu merasakan
lelahmu
Lelah yang kau
rasakan juga pernah singgah menyapaq pada suatu masa yang lalu.
Lelah yang sulit
hilang dengan memikirkannya. Semakin berpikir, makin lelah itu merunyam dan
semakin kejam menghabisi raga dan jiwa kita.
Lelah yang justru
bertambah ketika kita kobarkan semangat ”jangan menyerah”
Ya, qu bisa
merasakan lelah yang kau rasakan.
Perasaan habis.
Habis habisan
dihabisi oleh sesuatu yang absurd.
Dia mengikuti
kita kemanapun kita pergi. Ke kampus, ke kelas, ke laboratorium, ke parkiran,
ke jalanan pulang, ke detik-detik lampu merah perempatan, ke teras kontrakan,
ke dalam kamar, ke toilet, ke doa setelah salam solat maghrib. Kita
merenungkannya tak henti henti, amanah yang memenuhi kita seolah kita tak lagi punya
sedikit saja jeda untuk memikirkan hal yang lainnya.
Jika Billy Joe Amstrong
berkata ”jejak lipstickmu tertinggal di lantai otak kiriq”, qu katakan padamu bahwa
amanah tertempel kuat lekat di setiap sudut otakq.
Q bisa merasakan
lelah itu... wahai adikq sang aktivis :)
Komentar
Posting Komentar