Ulang Tahun Termanis (First love part 1)

My first love...

Hari ulang tahunku...
Dua belas dua belas yang ke tiga belas.
Hari itu seperti hari biasa saja.

Kecuali perasaan senang saat membuka mata di pagi hari.
karena aku semakin dewasa.

Dewasa.
Adalah kosa kata yang terus terus terngiang di telingaku.
Seolah meminta dikejar secepat kilat.
Karena aku ingin segera menjadi dewasa.

Siang hari sepulang sekolah,
Sepucuk surat diantar oleh bapak kepala dukuh.

" kepada : dik Annisa Ratnaningrum
...... "

Untukku kah ?

Lalu kubalik surat itu dengan berdebar.
Kemudian tiba-tiba dadaku sesak, seperti terisi begitu banyak udara.
Kupandangi dan kubaca perlahan.
Surat ini berasal darinya.
Tulisan tangan ini tak bisa diragukan lagi.

Langkahku menjadi ringan, berjalan pin seolah melompat. Berlari apalagi...

Saat mendebarkan adalah ketika membuka surat itu.

Seekor tikus yang lucu, berjalan diatas bumi yang kecil, memakai topi kerucut dan kedua tangannya mengusung sebiah nampan berisi kue ulang tahun yang bertumpuk tinggi, berwarna-warni. Sangat tinggi, melebihi tinggi tikus itu sendiri, bahkan si bumi.

Ah! Ucapan selamat ulang tahun kah ?
Kedua mata gadisku yang belum bisa dikatakan remaja itu terbelalak.

Dari mana Ia tahu ulang tahunku ?!

Dengan sepenuh hati kubaca ucapan ulang tahun termanis yang pernah kumiliki itu. Lalu kudekap dan kusimpan sangat rahasia di laci meja belajarku.

Menjadi semacam jimat.
Benda berharga. Paling berharga.
Memorabilia.

Setiap kali kupandangi kartu ucapan itu, bahkan jika hanya amplopnya saja.
Aku merasa semakin ingin segera menjadi dewasa.
Segera bersekolah yang tinggi, meraih cita-cita.

Dan menyimpan harapan sederhana.
Suatu saat akan menemukannya sekali lagi.
Dengan diriku yang telah meraih mimpi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

aku dan pujianmu malam ini..

berkali-bertepat

sederhana yang hebat